Para ilmuwan bekerja untuk lebih memahami apa yang terjadi di otak selama microsleep dengan mempelajarinya pada manusia dan hewan. Microsleep kadang-kadang disebut sebagai behavioral microsleep karena ditandai dengan perubahan perilaku.
Pada saat microsleep dapat terlihat berbeda dari orang ke orang, tetapi sering kali diidentifikasi oleh seseorang yang memejamkan mata sebentar atau mengalami penurunan perhatian.
Peneliti bisa mendeteksi microsleep dengan mengukur aktivitas otak, dengan mengamati wajah dan tubuh seseorang, atau dengan menguji kinerja psikomotorik mereka. Selama terjadi microsleep, gelombang otak yang diukur dengan electroencephalogram (EEG) terasa melambat.
Pemindaian otak yang dilakukan menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) menunjukkan bahwa microsleep melibatkan aktivitas otak yang berbeda dari yang ditemukan dalam tidur biasa.
Selama microsleep, sebagian besar otak yang dinonaktifkan selama tidur tetap aktif, termasuk area otak yang didedikasikan untuk tetap terjaga. Otak juga merespons suara secara berbeda selama microsleep dibandingkan saat terjaga atau tidur.
Otak memiliki reaksi sebagai respons terhadap suara selama microsleep, tetapi pola reaksinya tidak sama dengan yang ditemukan saat seseorang terjaga. Misalnya, selama microsleep, otak tampaknya tidak membedakan antara suara dengan nada yang berbeda.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami semua cara microsleep berbeda dari tidur dan terjaga dan mengapa kita terlibat dalam microsleep.
Tanda-Tanda Microsleep
Salah satu gejala paling umum dari microsleep adalah menutup sebagian atau seluruh mata Anda, meskipun microsleep juga dapat terjadi dengan mata terbuka.
Gejala umum lainnya dari microsleep adalah kepala mengangguk. Anda mungkin berasumsi Anda akan tahu jika Anda mengalami microsleep, tetapi itu tidak selalu jelas. Orang yang mengalami microsleep tidak selalu menyadari bahwa mereka tertidur sebentar.
Jika menyadari bahwa Anda tertidur, Anda mungkin berpikir Anda sejenak berhenti memperhatikan apa pun yang ada di sekitar Anda. Selama microsleep berlangsung, orang menunjukkan respons yang berkurang terhadap rangsangan eksternal, seperti suara atau isyarat visual.
Para peneliti telah menemukan bahwa orang cenderung menggerakkan mata mereka lebih lambat pada saat-saat menjelang microsleep. Namun, Anda mungkin tidak menyadari bahwa Anda menggerakkan mata Anda lebih lambat, atau kelopak mata Anda terkulai.
Pelebaran pupil adalah faktor lain yang dapat mengindikasikan microsleep. Melalui alat pelacak mata dan video wajah, pembelajaran mesin dapat mengidentifikasi perubahan yang mengindikasikan seseorang sedang atau akan mengalami microsleep.
Karena microsleep sering terjadi saat orang mengantuk, sistem pemantauan pengemudi mungkin mencari kedipan, perubahan detak jantung, dan gerakan roda kemudi untuk mendeteksi kantuk pada pengemudi sebelum mereka sempat tertidur di belakang kemudi.
Dampak Microsleep
Risiko utama dari microsleep adalah kecelakaan yang dapat terjadi saat mengemudi, mengoperasikan mesin berat, melakukan operasi, atau tugas sensitif serupa lainnya.
Dalam sebuah studi yang melibatkan simulasi mengemudi, pada saat microsleep dikaitkan dengan penurunan kinerja mengemudi. Karena microsleep membuat orang secara singkat kurang responsif atau tidak responsif terhadap rangsangan, setiap situasi berisiko tinggi yang membutuhkan waktu reaksi cepat menjadi berisiko ketika seseorang microsleep.
Mengalami microsleep kemungkinan tidak menyebabkan kerusakan fisik pada dirinya sendiri. Jika Anda mengalami microsleep di lingkungan yang aman di mana kehilangan perhatian singkat tidak membawa konsekuensi yang berpotensi signifikan maka microsleep seharusnya tidak menjadi masalah.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah mengalami microsleep merupakan faktor risiko gangguan tidur. Saat ini, profesional medis tidak menggunakan kejadian microsleep sebagai kriteria diagnostik.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa mengidentifikasi microsleep selama beberapa tes latensi tidur (MSLT) dapat membantu profesional mendiagnosis lebih akurat. NSMSLT17 biasanya digunakan untuk mendiagnosis narkolepsi dan hipersomnia idiopatik, dua gangguan yang ditandai dengan kantuk.
Penyebab Microsleep
Penyebab utama dari microsleep adalah kantuk dan kurang tidur. Gangguan tidur yang menyebabkan kurang tidur atau ngantuk berlebihan nampaknya paling mungkin terhubung ke microsleep. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuat kesimpulan pasti tentang hubungan antara gangguan tidur dan microsleep.
Orang dengan gangguan tidur yang disebabkan oleh kerja shift mungkin sangat tertarik pada penelitian microsleep, karena kelompok ini hampir tiga kali lebih mungkin mengalami kecelakaan mobil.
Mereka yang mengalami insomnia dan apnea tidur obstruktif juga lebih mungkin mengalami kecelakaan mobil. Penelitian lebih lanjut mungkin menunjukkan peningkatan risiko ini sebagian karena microsleep.
Orang yang sudah beristirahat penuh juga bisa mengalami microsleep, misalnya saat melakukan sesuatu yang berulang-ulang atau membosankan. Mengalami microsleep tidak selalu menunjukkan bahwa Anda kurang tidur atau memiliki gangguan tidur yang mendasarinya.
Cara Mengatasi Microsleep
Berikut ini adalah hal yang dapat kita lakukan jika sudah merasa mengantuk saat berkendara atau mengemudi.
- Minum kopi, kopi mengandung kafein yang dapat membantu otak kita tetap terjaga.
- Tidur sejenak atau istirahat, dengan begitu energi kita sudah terisi kembali.
- Lakukan perenggangan badan.
- Gunakan permen karet agar mulut tetap mengunyah sehingga tubuh tetap terjaga.
Sumber: qureta.com